Perbedaan Rapid Test, Swab Antigen dan Swab PCR

Posted by: Administrator Comments: 0

Perbedaan Rapid Test, Swab Antigen dan Swab PCR

Ada beberapa jenis atau cara untuk menguji apakah seseorang terinfeksi virus COVID-19 atau tidak, yaitu Rapid TestSwab Antigen dan Swab PCRLalu, apakah perbedaannya dan manakah yang paling akurat hasilnya? Simak penjelasan berikut ini!

1. Rapid Test

Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah, dimana tes ini akan mengenali protein antibodi dalam sampel tersebut. Akurasi rapid test berisiko tidak akurat bila dilakukan pada yang belum pernah terinfeksi virus Corona. Apalagi tiap orang memberi respon antibodi yang berbeda saat terinfeksi, dan antibodi yang terdeteksi sebetulnya untuk virus secara umum bukan spesifik COVID-19, dimana deteksi antibodi tidak berarti tubuh terlindungi sepenuhnya dari COVID-19. Karena itu, bagi masyarakat yang melakukan rapid test, tetap harus melakukan protokol kesehatan setiap saat.

2. Swab Antigen

Swab antigen dilakukan dengan pengambilan sampel di pangkal hidung dan tenggorokan. Sampel diambil dengan tes usap sehingga mirip dengan pelaksanaan tes PCR. Tes yang satu ini bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus, berbeda dengan tes PCR yang mencari material genetik pada virus corona penyebab COVID-19. Hasil swab antigen juga lebih cepat dibandingkan tes PCR, namun hasilnya masih tidak terlalu sensitif. Risiko muncul jika reagen salah mengenali protein COVID-19 atau sama sekali melewatkannya. Karena itu, tetap disarankan untuk melakukan tes PCR usai swab antigen. Apalagi pada pasien yang hasilnya negatif tapi menunjukkan gejala atau berisiko terpapar COVID-19.

3. Swab PCR

PCR atau Polymerase Chain Reaction adalah mekanisme membaca kode genetik pada sampel untuk mengetahui keberadaan COVID-19. Tes PCR dilakukan dengan swab atau usap untuk mengambil sampel di pangkal hidung dan tenggorokan. Mekanisme tes PCR menggunakan sampel RNA COVID-19 yang disalin balik untuk membentuk pasangan DNA. Salinan diperbanyak dengan PCR hingga terbentuk banyak rantai DNA, yang biasanya perlu waktu 6 jam hingga dua hari. Meskipun memerlukan waktu yang lebih lama, tes PCR bisa memberikan hasil paling akurat, dan tes yang satu ini juga hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang sudah terlatih.