7 Penyakit yang Bisa Diketahui dengan Cek Darah
Administrator2022-04-07T03:23:05+00:00Cek darah dilakukan dengan mengambil sampel darah melalui jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti lengan. Cek darah umumnya dilakukan untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi keberadaan racun dan zat berbahaya, dan memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh. Setelah sampel diambil, darah dimasukkan ke dalam botol kecil khusus untuk diuji di laboratorium.
Proses pengambilan darah umumnya hanya memakan waktu sekitar 5 – 10 menit atau lebih cepat jika pembuluh vena mudah ditemukan. Lantas, penyakit apa saja yang bisa dideteksi melalui cek darah? Simak penjelasan berikut ini.
Penyakit yang Bisa Diketahui Melalui Cek Darah
Melansir dari National Heart, Lung and Blood Institute, berikut beberapa jenis penyakit yang bisa dideteksi melalui tes darah, yaitu:
1. Penyakit Kardiovaskular
Tingginya kadar kolesterol sering menjadi pemicu utama penyakit kardiovaskular. Nah, pemeriksa an darah dapat dilakukan untuk mencari tahu kadar kolesterol di dalam tubuh. Apabila tes menunjukan kadar kolesterol tinggi dalam darah, tandanya seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.
2. Diabetes
Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk menilai kadar glukosa darah (glukosa). Sama seperti tes kolesterol, tes glukosa bisa dilakukan di fasilitas kesehatan atau di rumah dengan alat khusus. Jika hasil tes darah menunjukan kadar glukosa yang tinggi, artinya seseorang berpeluang mengidap diabetes.
3. Penyakit Autoimun
Tes protein C-reaktif (CRP) adalah jenis tes darah yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit autoimun. Protein C-reaktif adalah zat diproduksi oleh hati. Tes protein jenis ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan seperti lupus dan artritis reumatoid.
4. Peradangan Tubuh
Tes sedimentasi eritrosit atau disebut juga laju endap darah adalah tes darah untuk mengetahui tingkat keparahan peradangan dalam tubuh. Peradangan ini bisa disebabkan oleh infeksi, tumor, atau penyakit autoimun. Semakin cepat sel darah mengendap, semakin tinggi tingkat peradangan yang terjadi. Melalui tes ini, dokter dapat mendiagnosis penyakit, seperti radang sendi, polymyalgia rheumatica, radang pembuluh darah (vaskulitis), dan penyakit Crohn.
5. Gangguan Elektrolit
Elektrolit, seperti sodium, potasium dan klorida adalah mineral yang ditemukan dalam tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga organ dan jaringan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Ketika kadarnya terganggu, maka seseorang berisiko mengalami dehidrasi atau kondisi yang lebih serius seperti, diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, dan gangguan jantung.
6. Penyakit Pembekuan Darah
Tes koagulasi adalah jenis tes darah untuk mendeteksi penyakit pembekuan darah, seperti von Willebrand dan hemofilia. Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan darah menggumpal.
7. Penyakit Paru-Paru
Analisis gas darah seringkali dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa tubuh, fungsi paru dan respons terapi oksigen pada paru-paru. Melalui analisis gas darah, dokter dapat mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas dalam darah (seperti oksigen dan karbondioksida).
Penyakit yang bisa teridentifikasi melalui ketidakseimbangan pH umumnya adalah penyakit yang memengaruhi paru-paru, seperti pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronis. Namun, analisis gas darah juga kerap dilakukan untuk mendeteksi penyakit diabetes dan gangguan ginjal.
Jika Anda berencana melakukan tes darah, Anda bisa melakukan pemeriksaan melalui aplikasi Virtu Digilab. Anda tidak perlu ke luar rumah, lewat fitur Lab Check-Up kamu bisa menjalani tes darah di rumah saja. Mudah sekali bukan? Yuk, download aplikasi Virtu Digilab sekarang juga!