Mengenal Lebih Lanjut Penyakit Diabetes Melitus

Posted by: virtu_blog Comments: 0

Mengenal Lebih Lanjut Penyakit Diabetes Melitus

Ditinjau oleh dr. Dhinasty Armenia, Sp.PK

Penyakit  diabetes melitus saat ini masih menjadi salah satu penyakit kronik yang menjadi ancaman kesehatan global. Organisasi Kesehatan Dunia memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun mendatang. Dengan perkembangan teknologi medis hingga tahun 2024, terdapat beragam jenis pemeriksaan yang telah dikembangkan untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus secara dini dan mengamati perkembangannya. Seiring dengan kemajuan ini, penting bagi kita untuk mengenal penyakit DM agar dapat mengetahui secara dini apabila terkena penyakit tersebut karena DM dapat memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan meningkatnya biaya kesehatan yang cukup besar. Pada artikel ini kita hanya akan membahas mengenai DM tipe 2. 

Apa itu Diabetes Melitus? 

Berdasarkan penyebabnya, Diabetes Melitus (DM) dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestational dan DM tipe lain. Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. DM tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin perifer dan penurunan produksi insulin yang disertai dengan adanya inflamasi kronik dari jaringan perifer seperti jaringan lemak, hati dan otot. Berbagai penelitian menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kejadian DM tipe 2 di berbagai negara karena penyakit ini dipengaruhi oleh gaya hidup. 

Bagaimana Seseorang Terdiagnosis DM?

Berdasarkan pedoman PERKENI tahun 2021, diagnosis penyakit DM tipe 2 ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c. Kecurigaan adanya penyakit DM perlu dipikirkan apabila Anda mengalami keluhan seperti keluhan klasik DM yaitu sering buang air kecil (poliuria), selalu merasa haus (polidipsi), lapar berlebihan (polifagia) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Selain itu, terdapat gejala seperti lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus atau rasa gatal di vulva (area kewanitaan) pada wanita.

Apa Pemeriksaan Laboratorium yang Dapat Dilakukan? 

Berbagai jenis tes untuk memeriksa kadar gula darah, membantu dalam diagnosis, pemantauan, dan pengelolaan kondisi kesehatan yang terkait dengan gula darah. Mari kita jelajahi beberapa di antaranya:

  1. Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

Tes glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan yang bisa dilakukan kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Untuk pemantauan hasil terapi dapat dilakukan dengan menggunakan glukometer. Apabila kadar GDS di atas 200 mg/dL yang disertai dengan keluhan klasik maka seseorang bisa terdiagnosis penyakit DM.

  1. Tes Glukosa Darah Puasa (GDP)

Pemeriksaan ini dilakukan setelah berpuasa yaitu kondisi tidak ada asupan kalori minimal dalam 8 jam. Hasil pemeriksaan ini menghasilkan kategori kadar GDP berikut: normal (bila GDP kurang dari 100 mg/dL), prediabetes (bila GDP antara 100 sampai 125 mg/dL), dan diabetes (bila GDP 126 mg/dL atau lebih).

  1. Postprandial Blood Glucose Test

Pemeriksaan kadar gula darah 2 jam post prandial digunakan untuk mengukur jumlah dan sensitivitas hormon insulin dalam mengontrol kadar glukosa setelah mengonsumsi karbohidrat. Kadar gula di dalam darah akan mencapai kadar yang paling tinggi pada saat dua jam setelah makan. Tes ini dianjurkan sebagai langkah lanjutan setelah dilakukan pemeriksaan gula darah puasa. 

  1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 

Tes toleransi glukosa oral (TTGO) merupakan serangkaian pemeriksaan gula darah untuk mengukur kadar glukosa sebelum dan sesudah meminum larutan glukosa. Pasien yang menjalani tes ini perlu berpuasa minimal 8 jam sebelumnya. Hasil normal kadar glukosa 2 jam setelah TTGO berkisar antara 70 hingga 139  mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah TTGO antara 140 hingga 199 mg/dL menunjukkan prediabetes, sementara kadar glukosa 200 mg/dL atau lebih menunjukkan diabetes melitus.

  1. Tes HbA1c

Pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c) memberikan gambaran rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir. Pemeriksaan ini memberikan informasi yang lebih luas dan dapat membantu memperkirakan risiko komplikasi jangka panjang. Hasil normal HbA1c adalah kurang dari 5,7%, sedangkan nilai di atas 6,5% menandakan adanya diabetes melitus.

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Laboratorium? 

Berikut ini waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan laboratorium:

  • Jika ada riwayat DM dalam keluarga, terutama orang tua, saudara kandung, atau kakak, sebaiknya segera periksa kesehatan Anda. Seperti pepatah bilang, “Lebih baik mencegah daripada mengobati.”
  • Bagi Anda yang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, atau susuk KB, sebaiknya juga rutin memeriksakan kondisi glukosa darah. Penting untuk memastikan tubuh tetap sehat meskipun menggunakan kontrasepsi.
  • Jika Anda  mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, jangan abaikan pemeriksaan glukosa darah. Obesitas seringkali menjadi pemicu utama penyakit diabetes, jadi lebih baik waspada sejak dini.
  • Apabila pola hidup Anda tidak sehat seperti merokok, makanan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit diabetes. Jadi, jangan lupa untuk memeriksa kondisi glukosa darah Anda.
  • Jika Anda pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram, sebaiknya juga periksakan kesehatanmu. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya diabetes gestasional, yang perlu segera ditangani.
  • Bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, pemeriksaan diabetes juga penting dilakukan. Kedua penyakit ini seringkali berkaitan dan bisa memperburuk kondisi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.
  • Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga sebaiknya memeriksakan kadar glukosa darah secara rutin. PCOS dapat meningkatkan risiko diabetes, jadi jangan abaikan kesehatan Anda.
  • Tekanan darah tinggi juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya penyakit DM. Jika Anda  mengalami hipertensi, penting untuk memeriksa kadar glukosa darah secara teratur.

Jadi, jangan tunggu sampai parah. Segera periksakan diri Anda ke dokter untuk memantau kondisi kesehatanmu. Selalu lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Seseorang Didiagnosis DM? 

Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan setelah Anda terdiagnosis DM:

  1. Perubahan Pola Makan yang Sehat

Mengubah  pola makan menjadi hal yang sangat penting setelah Anda didiagnosis DM. Fokus pada konsumsi makanan yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan karbohidrat olahan yang dapat meningkatkan gula darah secara signifikan.

  1. Aktivitas Fisik yang Teratur

Berolahraga secara teratur adalah kunci untuk mengendalikan penyakit diabetes dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau aktivitas aerobik lainnya setidaknya 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menjaga berat badan menjadi lebih ideal.

  1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah

Pemantauan kadar glukosa  darah secara teratur sangat penting bagi pengidap diabetes. Anda dapat memeriksakannya di laboratorium atau secara mandiri menggunakan glukometer sesuai petunjuk dokter. Catat hasilnya dan diskusikan dengan dokter untuk menyesuaikan pengobatan dan gaya hidup Anda.

  1. Rutin Berkonsultasi dengan Dokter

Jadwal rutin bertemu dengan dokter sangat penting dalam pengelolaan diabetes. Diskusikan perkembangan kondisi, hasil pemantauan gula darah, serta pertanyaan atau kekhawatiran yang Anda  miliki. Dokter akan membantu dalam menyesuaikan rencana pengobatan dan memberikan saran-saran yang diperlukan.

  1. Edukasi dan Dukungan

Penting untuk terus belajar tentang diabetes dan cara terbaik untuk mengelolanya. Ikuti program edukasi diabetes, bergabung dengan kelompok dukungan, atau cari sumber informasi yang dapat diandalkan. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas juga dapat memberikan motivasi dan semangat dalam menghadapi tantangan diabetes.

  1. Perhatikan Kesehatan Mental

Jaga kesehatan mental dengan baik dengan mengelola stres, menjaga hubungan sosial yang baik, dan menyediakan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Stres dapat mempengaruhi kadar gula darah, oleh karena itu, penting untuk menemukan cara-cara untuk mengelola  stres dengan baik.

Penutup

Itulah beberapa informasi mengenai penyakit  diabetes melitus Virtu Digilab memberikan kemudahan akses melalui aplikasi atau situs web, memungkinkan Anda untuk mendapatkan estimasi harga pemeriksaan diabetes yang akurat sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur tersebut. Dengan platform ini, informasi rinci tentang pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan dapat diakses dengan mudah, memberikan kenyamanan dan pengetahuan yang diperlukan sebelum mengambil keputusan mengenai perawatan kesehatan Anda.

Virtu Digilab tidak hanya menjadi sebuah laboratorium, tetapi juga mitra terpercaya dalam perjalanan kesehatan Anda. Dengan standar tertinggi, teknologi canggih, dan lokasi yang terdekat, Virtu Digilab berkomitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang andal dan komprehensif. Dengan akses yang mudah melalui aplikasi atau situs web, Virtu Digilab telah membuktikan diri sebagai laboratorium terkemuka di Indonesia yang tidak hanya mengutamakan keamanan, tetapi juga kenyamanan serta kepuasan pasien.