Pemeriksaan Fungsi Hati: Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Hati

Posted by: virtu_blog Comments: 0

Pemeriksaan Fungsi Hati: Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Hati

Ditinjau oleh dr. Dhinasty Armenia, Sp.PK

Pemeriksaan fungsi hati merupakan pemeriksaan darah yang dilakukan dengan mengukur kadar enzim atau yang lainnya untuk mengetahui adanya suatu kelainan hati. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai penyaring untuk mengetahui adanya kelainan atau kerusakan hati, membantu menegakkan diagnosis, menentukan prognosis, mengevaluasi perjalanan penyakit dan efektivitas pengobatan serta potensi risiko komplikasi serius yang dapat terjadi. Mari kita telusuri bersama mengenai pemeriksaan fungsi hati dalam artikel ini.

Pentingnya Pemeriksaan Fungsi Hati

Organ hati memiliki peranan penting di dalam tubuh yaitu untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lipid; sintesis protein seperti albumin dan faktor koagulasi darah; penyimpanan zat besi, Vitamin A, D dan B12; Ekskresi garam empedu, bilirubin dan obat – obatan; serta fungsi imun dengan melakukan fagositosis. Organ hati memiliki kapasitas cadangan yang besar dan daya regenerasi hati cepat sehingga pemeriksaan fungsi hati tidak sensitif untuk penyakit hati dan penyakit di luar organ hati dapat mempengaruhi tes fungsi hati sehingga kebanyakan tes tidak spesifik. Oleh karena itu, kombinasi beberapa pemeriksaan fungsi hati membantu untuk menemukan letak, jenis serta luasnya kerusakan hati. 

Jenis-jenis Pemeriksaan Fungsi Hati

Pemeriksaan fungsi hati atau liver function test (LFT) menjadi langkah krusial dalam mendeteksi dini masalah kesehatan hati. Berikut adalah kelainan dan parameter yang dapat dilakukan untuk menilai fungsi hati: Integritas hepatoselular (Pemeriksaan SGOT, SGPT, LDH), gangguan fungsi sintesis (albumin, Cholinesterase, Masa Protrombin), gangguan fungsi ambilan, konjugasi dan ekskresi (bilirubin, kadar asam empedu), kolestatis (ALP, GGT), gangguan fungsi detoksifikasi (kadar amonia), etiologi (marker hepatitis, tumor marker). Mari kita lihat lebih dalam parameter yang dapat dilakukan untuk menilai fungsi hati. 

  1. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau Aspartat Aminotransferase (AST)Tes SGOT bertujuan untuk mengukur kadar enzim aspartat aminotransferase dalam darah. Apabila terjadi kerusakan sel hati, enzim tersebut akan dikeluarkan ke sirkulasi darah sehingga kadarnya di dalam darah pun meningkat. Pemeriksaan SGOT ini kurang spesifik untuk menilai fungsi hati karena enzim ini ditemukan juga pada otot jantung, otot rangka, ginjal dan pankreas. Oleh karena itu, peningkatan SGOT dapat ditemukan pada kondisi latihan fisik berat dan penyakit jantung infark miokard.
  1. Serum Glutamic Pyruvic – Transaminase (SGPT) atau Alanine Aminotransferase (ALT)

Pemeriksaan  SGPT digunakan untuk mengukur enzim alanine aminotransferase dalam darah. Apabila terjadi kerusakan sel hati, enzim tersebut akan dikeluarkan ke sirkulasi darah sehingga kadarnya di dalam darah pun meningkat. Pemeriksaan SGPT ini lebih spesifik dibandingkan dengan SGOT karena konsentrasi enzim yang tinggi di hati dan hanya ditemukan sedikit pada ginjal, jantung dan otot rangka serta peningkatan enzim SGOT menetap lebih lama dibandingkan enzim SGPT. 

  1. Lactate Dehydrogenase (LDH)

Tes LDH mengukur kadar enzim  Lactate Dehydrogenase dalam darah. Enzim LDH ditemukan di dalam semua jaringan tubuh oleh karena itu pemeriksaan LDH bukan indikator yang peka dan tidak spesifik untuk kerusakan hati. Peningkatan kadar LDH dapat mengindikasikan kerusakan sel hati atau jaringan lainnya.

  1. Albumin

Albumin merupakan protein utama yang dibentuk di dalam hati, berperan untuk mengatur tekanan osmotik di dalam tubuh. Apabila terjadi kerusakan sel hati maka sintesis atau pembentukan albumin di hati pun akan menurun. Keadaan hipoalbuminemia atau rendah nya kadar albumin di dalam darah menunjukkan adanya kerusakan sel hati yang luas dan berlangsung lama. Pemeriksaan ini bukan penanda spesifik penyakit hati karena hipoalbuminemia dapat ditemukan juga pada kondisi sepsis, malnutrisi, kelainan ginjal. Tes albumin digunakan untuk mengevaluasi kadar protein albumin dalam darah.  Penurunan kadar albumin dapat menandakan gangguan fungsi hati.

  1. Cholinesterase

Cholinesterase terutama dibentuk di sel hati dan kadarnya akan menurun apabila terjadi kerusakan di sel hati. Enzim ini menurun pada penyakit hati kronis, sirosis hepatis, malnutrisi, keracunan insektida (organofosfat). Cholinesterase dapat digunakan sebagai indikator prognosis pasien penyakit hati dan monitoring fungsi hati setelah transplantasi hati.

  1. Masa Protrombin

Semua faktor pembekuan darah dibentuk di hati kecuali faktor III, IV, VIII. Apabila kapasitas sintesis hati menurun lebih dari 80% maka masa protrombin akan memanjang sehingga pemeriksaan ini dapat berguna untuk kasus gagal hati akut. 

  1. Tes Bilirubin

Bilirubin berasal dari pemecahan heme yang berasal dari sel darah merah. Hiperbilirubinemia atau peningkatan bilirubin darah disebabkan oleh adanya peningkatan produksi, gangguan metabolisme, ekskresi yang berkurang dari bilirubin atau kombinasi dari hal tersebut. Ikterik klinis atau jaundice terjadi apabila kadar bilirubin darah lebih dari sama dengan 2.5 mg/dL. Tes bilirubin mengukur kadar zat limbah bilirubin dalam darah. Ikterik tidak selalu karena penyakit hati dan penyakit hati dapat tanpa ikterik. Bilirubin terdiri dari bilirubin direk dan indirek. Peningkatan bilirubin direk atau indirek tergantung dari letak kelainannya yang berada di prehepatik, intrahepatik atau posthepatik. Kadar normal bilirubin berada dalam rentang 0,1 hingga 1,2 miligram per desiliter (mg/dL). Peningkatan kadar bilirubin dapat menunjukkan kerusakan hati atau masalah pada pembentukan darah.

  1. Kadar Asam Empedu

Asam empedu dibentuk di dalam hati dan jaringan lain seperti asam empedu yang dihasilkan oleh bakteri di usus. Fungsi asam empedu adalah untuk membantu sistem pencernaan, menyerap lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Apabila terjadi kerusakan sel hati, hati akan gagal mengambil asam empedu di dalam sirkulasi sehingga jumlah asam empedu akan meningkat di dalam darah. 

  1. Gamma-glutamyl Transpeptidase (GGT)

Pemeriksaan ini mengukur kadar enzim gamma-glutamyl transferase di dalam darah. Peningkatan kadar GGT merupakan indikator sensitif terhadap kolestasis tetapi tidak spesifik karena dapat meningkat juga pada kondisi penyakit neurologik, post infark miokard, penggunaan obat- obatan yang merangsang sintesis GGT seperti alkohol, anti kejang dan barbiturat. 

  1. Tes Alkaline Phosphatase (ALP)

Enzim ALP ditemukan pada permukaan sel epitel saluran empedu. Adanya peningkatan enzim ALP ini menunjukkan adanya kolestatis yaitu hambatan atau obstruksi saluran empedu di dalam dan luar hati. Akan tetapi, pemeriksaan ini juga tidak spesifik untuk penyakit hati. tetapi bila ditemukan adanya peningkatan Tes ALP bertujuan untuk mengevaluasi sistem saluran empedu hati. Peningkatan kadar ALP dapat menunjukkan adanya penyakit hati atau gangguan pada saluran empedu.

  1. Kadar Amonia

Amonia merupakan metabolit kecil yang berasal dari pemecahan protein dan aktivitas bakteri di usus. Di dalam hati, akan terjadi perubahan amonia menjadi urea dengan bantuan reaksi enzimatik sehingga mencegah akumulasi amonia di dalam sirkulasi darah. Amonia bersifat racun bagi sistem saraf pusat. Pada penyakit hati kronik dapat terjadi akumulasi amonia di sirkulasi darah dan metabolisme protein darah di usus meningkat yang bisa menyebabkan pasien mengalami penurunan kesadaran atau yang dikenal dengan istilah ensefalopati hepatikum.  

  1. Marker Hepatitis

Hepatitis merupakan peradangan pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Saat ini penyebab hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mencari penyebab hepatitis adalah dengan uji serologi yaitu antigen virus atau pemeriksaan antibodi.

  1. Alfafetoprotein (AFP)

AFP adalah suatu protein yang merupakan tumor marker berasal dari jaringan hati embrional, yolksac dan usus janin normal. Kadar AFP yang sangat tinggi dapat menunjang diagnosis karsinoma hati primer tetapi AFP bisa juga meningkat pada kondisi hepatitis namun kadarnya tidak setinggi pada kondisi karsinoma hati primer. 

Mengetahui jenis-jenis tes fungsi hati ini penting untuk memantau kesehatan hati dan mendeteksi dini adanya masalah yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Fungsi Hati?

Pemeriksaan fungsi hati direkomendasikan oleh dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit hati, seperti:

  1. Riwayat kecanduan alkohol.
  2. Anemia yang diidap.
  3. Riwayat penyakit kandung empedu.
  4. Kondisi medis seperti obesitas, tekanan darah tinggi, atau diabetes.
  5. Mengonsumsi obat-obatan yang berpotensi merusak hati.
  6. Riwayat keluarga dengan gangguan hati.

Tips Menjaga Kesehatan Fungsi Hati 

Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Diet sehat dan teratur
  2. Aktivitas fisik yang teratur
  3. Batasi konsumsi alkohol
  4. Jaga kebersihan dan hindari paparan zat beracun
  5. Hindari hubungan seksual yang berisiko
  6. Pastikan asupan cairan tubuh
  7. Patuhi anjuran dokter dan rutin berkonsultasi
  8. Lakukan vaksinasi hepatitis

Penutup

Itulah beberapa informasi mengenai pentingnya deteksi dini pemeriksaan fungsi hati yang perlu Anda tahu. Virtu Digilab memberikan kemudahan akses melalui aplikasi atau situs web, memungkinkan Anda untuk mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan gangguan hati yang lebih akurat sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur tersebut. Dengan platform ini, informasi rinci tentang pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan dapat diakses dengan mudah, memberikan kenyamanan dan pengetahuan yang diperlukan sebelum mengambil keputusan mengenai perawatan kesehatan Anda.

Virtu Digilab tidak hanya menjadi sebuah laboratorium, tetapi juga mitra terpercaya dalam perjalanan kesehatan Anda. Dengan standar tertinggi, teknologi canggih, dan lokasi yang terdekat, Virtu Digilab berkomitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang andal dan komprehensif. Dengan akses yang mudah melalui aplikasi atau situs web, Virtu Digilab telah membuktikan diri sebagai laboratorium terkemuka di Indonesia yang tidak hanya mengutamakan keamanan, tetapi juga kenyamanan serta kepuasan pasien.